Friday 4 January 2019

Mengalir, Berkembang

1 Januari 2018, kami awali dengan bercengkrama di kedai kopi kapitalis bersama Yussa, Oka, Yoga, dan Ita.
Tanpa rencana, tanpa tujuan, hari itu sangatlah mengalir.
Hingga kami tiba di pemberhentian: di Pasar Kreneng.
Tanpa berpikir panjang, malam itu kedua kuping saya tertindik atas bisikan setan dan bisikan Oka.
2018, akan menjadi tahun yang mengalir.

Sepertinya…

001

Awal tahun dimulai dengan merampungkan projek "Ini Bukan Nosstress".
Dengan merilis video kolaborasi dengan sahabat saya Kupit: "Semoga, Ya",
dan sebuah konser yang sangat istimewa karena untuk pertamakalinya, saya melibatkan orangtua dalam 12 tahun ini saya berkarya.

Adapun melakukan perjalan keluar Bali setelah sekian lama.
Kembali dengan engalaman bertemu lingkugan baru, kultur baru, dan mengenal orang baru.
Thank you Desmond, thank you Bli Way!
Thank you Widi, Chung, Rachel dan Blandine.
It's a nice trip!

Apa lagi?
Tentunya bersama semeton terkasih yang menampung saya selama kurang lebih 3 tahun ini.
Sebuah penghormatan kami adakan untuk yang tercinta, sahabat kami De Surya di MBM 2018.
Sebuah pengalaman yang saya nanti sejak 2016, yang diakhiri dengan cerita penutup yang sangat berkesan bagi kami.
Oh, tidak lupa Judgement Day 2019.

Sisanya… 2018 adalah tahun yang cukup menekan mental saya.
Dalam sosial, berhasil membuat beberapa perkara yang memaksa saya untuk lebih dewasa, tanpa harus melupakan motto hidup "fuck them!"
2018, saya juga menghasilkan beberapa karya matang, tak luput juga gagal di banyak projek — terima kasih telah mengajarkan saya untuk lebih tegas, dan profesional.
Projek gagal, jabat tangan.

Kegagalan-kegagalan di 2018 memaksa saya untuk bernafas lebih panjang,
Banyak belajar dari sosok Pretty dan Kristina di proyek Terawat,
Tidak lupa Jung Yat, Bli Kadek, dan Kara di proyek SHL Asia
dan tentunya klien-klien yang terlepas di 2018.
Evaluasi diri, kemudian bercermin.
Beruntung kini saya memiliki guru yang arogan tetapi ada benarnya.
Suksma, Bli Way.

Di saat mental tertekan, sempat membuat saya melemah.
Diri ini sering merindukan ke masa kuliah — tepatnya teman-teman dekat.
Kenangan di mana Nina memanggil nama Ogik dengan nada ceria di kampus selalu terngiang.
Kalau ditanya seberapa dalam rasa rindu saya ke PANSERD, saya jawab sangat dalam.
Tanpa sadar saya telah menghilang dari pergaulan.
Windu, Rai, Miss Bernice, Stephen, teman-teman…
Sudah sangat lama saya menghilang.

Dan kemudian akhir tahun seolah memberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
Bertemu Dera setelah sekian lama, membuat kami saling melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam bekerja.

Pada akhirnya, di ujung tahun, berbagi kisah dengan Sandra adalah sebuah kepuasan.
Dari future project, self love, hingga bagaimana Sandra bisa berteman dengan Ólafur Arnalds membuat sore itu menjadi sebuah kerinduan yang sangat lama saya nanti.

Pemungkasnya, tidak lain adalah kembali merasakan bagaimana dicintai secara tulus oleh sahabat yang 8 tahun ini saya ajak tumbuh.
Tumbuh dengan ego kami, tumbuh dengan kebebasan.
Tanpa henti sore itu Tjok bertanya "nyangka nggak sih, sudah 10 tahun saja?"
Terima kasih, keluarga Nosstress.

002


003


004


005


Lama menghilang, dan berdiri sendiri membuat saya menjadi lebih dingin.
Di balik itu… ternyata banyak yang merindukan.
Saya masih orang yang sama.
Ternyata saya bukan orang yang (terlalu) jahat.

Overall, terima kasih 2018.
2019, ganti mental.

ending

Kind regards,
Ésha Satrya

1 comment:

  1. Happy New Year Esha! Stay humble & be yourself. You are loved.

    ReplyDelete