Monday 31 October 2011

5 Tahun

Tidak terasa sudah 5 tahun sejak kami dipecat dari bangku SMA dengan terhormat.
Dengan baju penuh dengan ukiran pilox kami menuju gerai fast food terdekat untuk merayakan kelulusan kami.
Very, very alay tapi itulah masanya. Iya, 5 tahun berlalu.

Seiring waktu -- timeflies. Nomor hand phone-pun lenyap tak berbekas.
Satu-satunya alat untuk kontak adalah facebook. Tidak banyak yang merespon basa-basi saya.. Ya, lagi-lagi timeflies.
Kalau kata Keane - Everybody's Changing. Alhasil teman-teman kampuspun ngebully:
"Esha, punya temen waktu SMA? SMA mana dulu?" miris hati ini..
Haha.. Yah, mudah-mudahan bisa bertemu lagi...
Saya rindu... Haha

Sunday 30 October 2011

Past Present Future: The Final Teaser



Past Present Future: A Memory Lane
- Starring -

Ni Nyoman Haryati Indri Koesmawan Witara Sagamora Sukma Wardani
Renitha Prawitha Deya Prayogi Suryawan Wardana Nur Alyani Moeliono
Dera Insani Qodri Ni Made Puspita Sari Marthen Luther Dano Desi Wardani
Sanjaya Adi Putra Gusti Agung Sanjaya Putra and Esha Satrya

- coming soon -

2012.

Saturday 29 October 2011

Peken Badung

Pèkèn artinya Pasar dalam bahasa Bali. Dan Pèkèn is the new Centro! Yey!
Hahaha! Merupakan sebuah ritual baru bagi saya untuk berwisata malam di Pasar. Iya, Pasar tradisional. Biasa menghabiskan waktu di kerumunan diskusi kreatif atau acara gigs teman-teman, kali ini saya menginjakkan kaki di Pasar..
Apa yang bisa saya dapatkan di Pasar? C'mon! Ini pasar! Tidak ada es krim ataupun snacks ala toko klontong 24 jam. Eits, prasangka yang ada di kepala lenyap sudah ketika menginjakkan kaki di Pasar Badung. Kurang lebih pukul 22 kami tiba di Gate Utara Pasar Badung. "Luar biasa" itu yang ada di kepala saya. Suasana yang baru telah merasuk. Malam dingin, hamparan manusia, bunga dan tumbuhan bertebaran di sekitar!

Kesempatanpun tidak saya lewatkan ketika tidak sengaja berpapasan dengan kentang dan paprika. Muncul ide liar untuk memasak. *yang rasanya juga liar tidak karuan - amateur! sigh* Aksi tawar menawarpun saya lalui. Many thanks to Atik yang sudah berdebat melawan pedangan kentang. Endingnya? Sangat menarik -- puas! Lain kali harus ke sini lagi!












FYI: Anda bisa mendapatkan bahan pangan dengan harga murah di sini -- yang nantinya dijual mahal di resto/café/hotel di daerah Selatan/Bali Tengah.

Friday 28 October 2011

Typography

Just found this paper with this hand-made-typography of movie titles. Made by me. Kampus kemarau, 2008.

Typography

FYI: I love typography.

Wednesday 26 October 2011

Into The West

Into the West
 
Suatu senja di kamar Sanjay.
Orange sunset dan awan-awan berlajan menuju barat diiringi angin Selatan.
Selamat sore untuk jagat raya.

© 2011 Esha Satrya. Taken with Canon EOS 400D.
Uploaded via Flickr

Tuesday 18 October 2011

Timeflies Part I

Five years have gone. Hey? but this is too fast to miss.
How are you, guys? Let's have an adventure. Here, into the new world, the real world -- to be told one day.




Coming Soon 2012


Saturday 15 October 2011

Perspektif Bodoh

Diawali sebuah friend request facebook oleh seseorang bernama Guna Qupitt. "Oh, salah satu personil band kemarin", sebuah band akustik blues yang luar biasa. Setelah beberapa gigs yang bisa dihitung dengan jari, siapa sangka ratusan album bersama teman-teman Pasukan Seni Rupa dan Desain banyak menarik perhatian orang-orang facebook, salah satunya Qupitt dengan private messagenya, "fotoin kami, kiiik!"

Setahun kemudian tepat setelah menyelesaikan tugas akhir saya dipanggil untuk foto, sebuah foto. Iya, sebuah foto untuk band ini. Dan sangat surprise dan suatu kehormatan untuk kami bisa terlibat dalam perancangan media visual album perdana Nosstress - Perspektif Bodoh. Sebuah sesi foto yang sangat sederhana: mengawali hari.



Dua bulan ketar-ketir dengan mereka dan mereka yang sangat santai tanpa beban. Kamipun mengikuti proses perjalanan album mereka dan hari ini, 14 Oktober 2011 kami merayakan suka cita di launching mereka bersama sahabat dan keluarga. Disebuah show yang sangat intim dan hangat walaupun hujan mengguyur. Selamat untuk Angga, Cok & Kupit!

Sincerely, Kapatudjeng.








Tuesday 11 October 2011

Heima

Hari ini saya pulang. Bertepatan dengan malam bulan purnama, dimana warga Bali melakukan upacara adat. Saya yang ternyata memiliki agama ini diberi kesempatan untuk mebanten di rumah tua kami. Tidak terasa, 20 tahun telah berlalu. Iya, 20 tahun. Sudah beberapa tahun ini... rumah ini terasa hampa. Dan hari ini saya melepas rindu, mendoakan semuanya agar baik-baik saja. Disini..di Merajan.




Sunday 9 October 2011

Lempuyang

Ini merupakan perjalanan saya yang pertama menuju Lempuyang. Yang ada diotak adalah hutan-hutan di Bali Utara, namun ternyata otak saya salah.. itu Pulaki. Minggu, 9 Oktober 2011. Maka dimulailah perjalanan orang ini menuju Pura seribu tangga bersama warga banjar saya. Mitos tentang Lempuyang, harus ada tekad dan niat menuju puncak: itu kata orang-orang yang pernah kesana.

Perjalanan dimulai dengan tangkil menuju pura Goa Lawah dan kemudian laju-melaju menuju Lempuyang, kabupaten Karangasem. Karena kami menggunakan bus maka kami harus berhenti di Terminal dan berdatanganlah gerombolan ojek. Ya, ojek. Dan...muncullah sedikit rasa kecewa yang kira-kira begini "Spiritnya manaaaah?" Dan tibalah kami di Pura pertama dengan ojek dan jaraknya ruar biasa dahsyat. *cium ban mobil*

Setelah menyelesaikan trip pertama dan kamipun lanjut menuju destinasi selanjutnya dengan berjalan kaki. Yah, sesuai kata teman-teman dengan tekad yang bulat maka akan tiba dengan selamat. Dan ber mil-mil jauhnya saya menopang berat badan dan tas yang berisikan kamera dan air minera. Mendaki jalan tanjakan dan menolak untuk naik ojek, menaiki ribuan anak tangga, mendaki jalan tanah yang licin, (hampir) membentur tanah karena terpeleset dan tibalah kami di Puncak setelah melewati 6 Pura yang kami hinggapi. 16.30 WITA, akhirnya perjalanan kami usai dan lagi-lagi kami harus turun gunung. Sesuai spirit dan karena ojeknya mahal saya memutuskan untuk turun gunung berjalan kaki.


Wednesday 5 October 2011

Bali 1906

Beruntung saya menemukan buku Bali Pada Abad XIX yang ditulis Ida Anak Agung Gde Agung pada tahun 1989 terbitan Universitas Gajah Mada. Sebuah buku hadiah dari penulis ketika *kakek saya pensiun dari kepolisian. Jangan harap saya membaca buku setebal hampir 900 halaman ini secara detail. Tapi jangan kira saya juga tidak membaca isi dari buku ini. Haha..

Bali, 1906. Dimana Belanda mulai mendarat di tanah Bali dan memulai perang. Tidak sesengit yang saya lihat. Adapun foto-foto seperti perang yang terfokus bersetting di Pemecutan (Denpasar), Kesiman (Denpasar), Tabanan dan Klungkung. Kelamnya Puri Denpasar ketika perang dan bangkitnya Bali + terpilihnya ke-delapan raja Bali. Visualisasi buku ini agak kelam.. dan sedikit merinding melihat foto-foto para Patih dan Raja-Raja Bali dimasa pra datangnya Belanda, mmm, wajah raja-raja Bali ketika era itu benar-benar metaksu. Oh ya, sebagian foto-foto dari buku ini dipajang di Jaya Sabha dalam ukuran besar. Dan..saya akan berpikir dua kali jika saya diundang ke Jaya Sabha.. (ampurayang titiang)

Ini sebagian dari foto-fotonya.
Enjoy!

Denpasar 1906
Kesiman, 1906

Panjer, 1906
Pemecutan, 1906

Sanur, 1906
Gianyar, 1906

 
Tabanan, 1906
Delapan Raja Bali, Singaraja 1906

*yang awalnya saya kira milik kompyang saya yang Arsitek di Puri Gianyar