Friday 31 December 2010

2010

31 Desember 2009. Kami menghabiskan waktu di Pura Besakih menikmati malam yang dingin dan bulan yang bercincin.
Berpikir: apa yang akan kami lalui untuk setahun kedepan?
Mari merecaps. :)

Januari-Februari 2010, masih disibukkan dengan Arttitude: World for Better Living.
Banyak yang dilalui, penggalian dana yang hampir bikin Nitha gila, dan membangun tim yang solid bersama 04, 05, 06, 08 & 09. :)
Overall acara sukses, Junction rame, bakau tertanam, badan bau tinja manusia (mudwar!)
Di bulan yang sama, kami diterima magang di Matamera Communications, a dream came true!

Februari 2010, a flight to Jakarta for Kings of Convenience!
Another dream came true. Thanks to Erlend & Eirik!
Another scene? Tugas akhirnya bagaimana? LOL! Lupakan!

Banyaaaak bertemu orang-orang baru.
Teman-teman dari Bali Blogger Community
Teman-teman di Twitter!
Teman-teman dari ..... errr.. lupa.

Tahun dimana harus kehilangan anggota keluarga dan sahabat. (dan kamera :'()
Dan tahun 2010 dimana saya banyak belajar.

Thanks teman-teman Arttitude, thanks teman teman PANSERD, thanks Matamera Communications, thanks Suara Smansa Manggala Dara, thanks Bali Blogger Community.
Thank you!

Thursday 30 December 2010

Hari Yang Ceria!

Senin pagi, saya harus bangun jam 4 pagi. Ngapain? GPMB pertama saya!
Lucky outsider! cihuy! Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Saya berangkat menuju Lila Bhuana.
Krikk..krik...kok ndak ada official?
Haha tapi semua terbayarkan dengan pemandangan unik.
Ada yang sarapan dengan manu nasi lengkap dengan telur ceplok + piringnya -- di dalam mobil. Tas yang segede Megatron. What else?

Dan akhirnya tibalah Nurdi, Hendika, Karina, Widi, Gori, Sujaya.
Dan alhasil saya ditugaskan di Bus CG bersama Epin, Martin dan Karina. Sungguh perjalanan sehari dua malam yang mengkusutkan pantat.  
Tips: daftarkanlah pantat anda ke gym terdekat.

Fight for Pride

Awal mula membantu Martin untuk memberi perangkat topi maka mampirlah kami ke rumah Komeng.
Kalau tidak salah penampahan Galungan. Dan ajakan untuk berkesempatan langka pun diajukan: 

"Sha, berangkat ke Jakarta, fotoin MB. Aku kasi waktu seminggu".

Dan akhirnya saya memilih untuk berangkat.
What? Tugas Akhirku? Daah! Hello Jakarta!

Saturday 18 December 2010

Look At What The Light Did Now

Look at What The Light Did Now merupakan film dokumenter Feist tentang tour dan eksplorasi dari album The Reminder (2007) yang amat sukses.
Di tahun 2010 ini film ini dirilis dalam bentuk DVD dan dijual secara eksklusif di New Burry Comic dan bisa d dapatkan di Amazon.

Selain DVD, ada juga bonus soundtracknya: Look At What The Light Did Now.
Yang berisikan 13 track audio featuring select songs from the original soundtrack, reinterpretations, and rare and exclusive live performances — kata webnya.

Look-At-What-the-Light-Did-


Friday 17 December 2010

Tekan, Menekan, Tertekan & Konsekuensi

Perkenalkan saya mahasiswa sebuah perguruan downsyndrome di Denpasar.
Ralat..jurusan tepatnya.
Yang setuju angkat tangan! *ngitung 1, 2, 3, 10000* Ok I'm right.

Jujur kalo mau teriak, bakar kampus membumi hanguskan kampus dan membuster call kan kampus hanya saya dan teman teman.
Saya di persusah akan hal Tugas Akhir dan (mendadak) sangat di permudah dalam kasus Kerja Praktek. Namun, terlambat saya sudah dibuat naik pitam duluan dan sudah meng'iya'kan untuk membantu teman teman I AM BANDS yang segera menghadapi Grand Prix di Jakarta.

Saya amat sangat kaget to the max. Ketika membantu ke lapangan.
Official dari tim marching band sangatlah sedikit.
Bisa di hitung dengan jari. Penuh dengan tekanan dan tahan menahan emosi. 
satu kata: shocking!
Di sisi lain tekanan datang dari teman teman kampus yang memaksa untuk TA Januari ini..
Iya, saya jujur saya bukan tipikal orang yang bisa di suruh.
*walaupun saya memang di takdirkan bertangan buruh bangunan*

Diakhir kata:
saya tidak boleh menyesal, saya tidak boleh mundur.
Waktu tinggal sedikit. Waktunya membantu teman teman MB.
Let's do it guys!
we can do it!!
salut buat kekompakan kalian!!
yeah!

big hug to my family, pak Balika dan bu Ida untuk pengertiannya.

Monday 13 December 2010

Let It Die

Awalnya lagu One Evening sering berkumandang di Hardrock Radio Bali.
Iya, kalau tidak salah sekitar tahun 2004.
Reaksi? masih biasa saja. Maklum masih ababil.

Akhirnya di tahun 2006. Saya yang waktu itu sudah tergila gila dengan Kings of Convenience tidak sengaja menyukai track Know How dari album Riot On An Empty Street.
Dimana lagu itu diciptakan dan dinyanyikan dengan Leslie Feist di Paris pada tahun 2004.
Dan saya mulai jatuh cinta.
Thanks a lot to Chemy yang sudah memberi album Let It Die!
Sayang albumnya sudah sold out di Indonesia.

Dan berikut reviewnya:
  1. Gatekeeper (2:16)
  2. Mushaboom (3:44)
  3. Let It Die (2:55)
  4. One Evening (3:36)
  5. Leisure Suite (4:07)
  6. Lonely Lonely (4:10)
  7. When I Was a Young Girl (3:08)
  8. Secret Heart (3:49)
  9. Inside and Out (4:17)
  10. Tout Doucement (2:31)
  11. Now at Last (3:16)
  12. Amourissima (Interscope Deluxe Edition)
  13. L'Amour ne dure pas toujours (Interscope Deluxe Edition) 
 
The Result:
Sebuah album Lo-Fi Rock yang manis.
Serasa di ruang untuk bersantai dan berdansa dengan warna hangat yang psychedelic.
A very recommended album.
Buy: E-Bay, Amazon.com

Saturday 11 December 2010

Broken Social Scene

Album paling ribut yet enjoyable yang pernah saya dengar.
Rilisan lain dari band masif Broken Social Scene di tahun 2005 dengan title yang sama: "Broken Social Scene". Di rilis Art & Craft Records, Canada.

BSC

Friday 10 December 2010

Pieces Of The World: Extended Play

Cascade, merupakan jeblosan dari L.A. Lights Indiefest Volume 2.
Genrenya? saya agak buta. Pop: ya, Ambient? ya juga. Britpop? ya juga.
Haha you decide.

Di tahun 2008, mereka mengeluarkan rilisan secara indie dan menelurkan EP:
Pieces of The World: Extended Play.
Dirilis secara indie (Cascade) dgn sponsor Screamous.
Direkam di Massive Studio.

Cascade

Thursday 9 December 2010

The December Playlist


Adhitia Sofyan:
Adelaide Sky
Gaze
Blue Sky Collapse
WYL
Surprise Song 4


Broken Social Scene:
Swimmers
Backyards
Looks Just Like The Sun
All To All
World Sick


Colbie Caillat:
Out of My Mind
Bubbly
Midnight Bottle
Fallin For You
One Fine Wire


Coldplay:
Life in Technicolor ii
Don't Panic
Lovers in Japan
Postcard From Far Away
The Scientist
See You Soon


Feist:
One Evening
Intuition
La Meme Histoire
Gatekeeper/One Hour One Room Mix
Somewhere Down The Road
Inside Out


John Mayer:
Half of My Heart
Clarity
Who Says
Gravity
Stop This Train
Your Body Is Wonderland


Kings of Convenience:
Second To Numb
Misread
Homesick
Mrs. Cold
I Don't Know What I Can Save You From
Boat Behind
Manhattan Skyline


Norah Jones:
Don't Know Why
Chasing Pirates
Even Thought
The Story
Come Away With Me
More Than This


Sigur Rós:
Heima
Hljómalind
Gobbledigook
Með Suð í Eyrum
Sœglópur
Glósóli
Hoppipolla


School Of Seven Bells
Conjuur
Half Asleep
ILU
Windstorm
My Cabal


She & Him
Brand New Shoes
Thieves
In The Sun
Me & You
I Knew It Would Happen This Way
Lingering Still


White Shoes & The Couples Company
Senandung Maaf
Hacienda
Today Is No Sunday
Tentang Cita
Nothing To Fear
Vakansi

Dengarkan, Rasakan, Lihatlah & Berkarya

Perkenalkan, saya seorang mahasiswa tingkat akhir.
Sangat autis, terlalu sibuk akan nothing.
'Nothing' that makes me happy and proud of my self.

Fotografi, Ilustrasi, dan Hang-out autis semua itu memiliki keasikan tersendiri bagi saya.
Semuanya memiliki satu benang merah: lihat, rasakan dan dengarkan.

Maksudnya?
Bukan bermaksud sok bersastra ria.
Tapi iPod, kamera, pensil dan kertas memang selalu saya bawa.

Yang saya dengar membantu saya untuk melihat dan merasakan dan menghasilkan suatu karya.

Sekian..
*krik-krik-krik

Farewell, Jojo.


Seperti biasa, kalau saya lagi sedih. Ability untuk menunagkan segala flashback + perasaan kedalam tulisan. Kali ini, tulisan ini tentang sahabat kami, Jojo our buddy. :’)

Lima setengah tahun lalu, saya berkunjung ke daerah pedalaman Sidakarya, Denpasar. Disana kami menuju rumah seseorang yang dipercaya memiliki prophecy. Rumahnya sederhana, saya pun duduk di atas bangku reot tepat disebelah pintunya.

Beberapa menit kemudian saya melihat anak anjing kecil sedang seliweran di depan kami. Tampangnya kecil, kampungan, mukanya lucu--aneh. Tanpa berpikir panjang, saya panggil: “Woe!”. Dia pun berhenti di depan saya dan mulai menggoyangkan pinggulnya. Hey? Ramah sekali buddy satu ini. Ketika kami berpamitan, sang pemilik rumah Kak Angku (begitu saya memanggil beliau) memberikan anjing hitam kampungan itu untuk saya. Ya, untuk saya.

Jojo. Itulah nama yang kami berikan. Sifatnya bandel, liar, penurut dan humble. Suka nyuri makanan, suka bunuhin tikus, kodok, ular, dan kadang kucing, dan yang paling menyebalkan: suka manjat tembok untuk kabur dari rumah.
Saya dan Jojo suka bermain Gladiator, dimana kami saling menundukan kepala dari kejauhan dan siap membenturkan kepala. Di tahun 2006, saya menginjak pendidikan di Universitas. Teman-temanpun suka kerumah. Saya paling ingat Abe, Goky, JX dan Pak De paling suka bermain dengan Jojo. Mainnya? Smack Down kalo nggak main bungkus-bungkusan. Iya, sangat absurd. Pernah suatu hari dia hilang selama satu bulan. Dan kembali dengan keadaan selamat. Bikin kami panik to the max.


Namun, di tahun 2009, badan Jojo mulai mengecil dan melemah. Tujuh orang dokter tidak ada  yang bisa menyembuhkannya. Diagnosa? Semua bilang ada masalah di perut. Kamipun putus asa dan berusaha merawat Jojo. Hampir selama setahun itu dia berusaha terlihat sehat. Kamipun agak tenang. Namun, kemarin ia terlihat lemas. Hingga harus saya rangkul ke dalam rumah.

Tadi pagi, saya terbangun. Paling telat diantara yang lain. Sayapun melihat dia tertidur lemas. Air matanya terus menetes. Saya sudah pasrah dan terus mengelusnya. Beberapa menit kemudian sehabat saya meninggalkan saya untuk selama-lamanya. Dia hanya menunggu saya terbangun dari tempat tidur....untuk berpamitan.
Bye, buddy


Betapa akan rindunya disaat mama membuka pintu dan kalian membangunkan saya dengan jilatan diwajah, akan merindukan pagi ketika sarapan tanganmu menyentuh paha kami pertanda kamu ingin sepotong roti itu, akan sangat merindukan disaat harus memberi kamu makan dan akan sangat merindukan disaat petir menyambar dan kamu menggetok pintu kamar untuk minta perlindungan.
I’m going to miss you so bad.
:’((


Monday 6 December 2010

The Funeral

Tepatnya beberapa hari lalu, saya bersiap untuk pergi melanjutkan membuat tugas khavmpvftreette itu.
Dikarenakan sistem penulisan saya dibilang memalukan. *sigh.
Tentunya sambil berkicau bersama orang-orang berumur seperti tante Riri, om Armeq & bli Lanus.

Suddenly, pintu kamar terbuka.
Bapak datang dan berkata: "RIP, grandma". Datar.
Malam itu juga orang tua saya menuju rumah sakit.
Dua hari kemudian, jenazah dibawa pulang kerumah duka.
Hal ini dikarenakan, adanya upacara mecaru yang harus diselesaikan dahulu.

Sudah lama saya tidak berjalan melewati gang kecil ini.
Sudah lama saya tidak melihat keramaian ini.
Sudah lama kami tidak berinteraksi satu sama lain.

Hari ini, Senin 6 Desember 2010. Kami bersiap untuk berpisah selamanya dengan istri, ibu dan nenek kami tercinta. Dimulai dengan menggali peristirahatan terakhir pada pukul 6 pagi. Dan dilanjutkan dengan rentetan upacara lainnya.
Doa kami menyertai, kali ini tiada perasaan datar, sedikit mengharu biru setelah melihat paman-bibi menitihkan air mata.

Dan farewell pun dimulai.

Saturday 4 December 2010

Heima

Sudah lama saya tidak melewati gang kecil di daerah Pemecutan ini.
Biasanya saya berlari karena sedang mengejar sepupu saya.
Yup, mereka perampok, dan kami bocah bocah cilik sebagai polisi tak berdaya.

You know what?
Saya benar benar kangen suasana itu.
Dimana hampir setiap hari kami berkumpul dan rumah itu menjadi tempat yg nyaman dan menyenangkan.

Belasan tahun berlalu, suasana yg dulu?
berlalu juga.
Yang ada hanya kesunyian dan tekanan jika saya pulang.

Desember, 2010.
Kami semua kembali berkumpul.
Setidaknya untuk mengabdi untuk terakhir kalinya untuk Sang Nenek.

Guys, you know?
I really missing you, you guys in seventeen years ago.
Haha

We'll do it again!
someday!

Thursday 2 December 2010

Adalah Kita: Karya Kita Adalah Kita

adalahkita.com adalah sebuah website yang mendukung kampanye 100% INDONESIA.
Kali ini dengan mencintai produk dalam negeri.
Saya tahu kampanye ini dari TVC yang baru saya lihat di televisi.
Sangat--DESAIN!
uyeah!

Berikut grab dari websitenya
FYI: kita bisa berpartisipasi di halaman Parade Karya Kita.