Sunday 25 December 2016

Desember

Semesta maha mendengar, dan semesta juga yang terbaik masalah memberi kejutan.
Selamat, saya sukses dibuat sangat terkejut.
 Hampir pupus harap ini, ternyata curhatan saya belakangan ini didengar dengan sangat detail.
— dan menjadi penutup yang manis untuk 2016 — lewat sosok mama.
Mama yang selalu khawatir, mama yang selalu overthinking
Diberi kejutan untuk menghadapi ketakutan-ketakutannya.
Menjadi realistis.

The Wait


Kami tumbuh dalam komunikasi yang awkward.
 Selalu diam di rumah. Apa yang kami minta selalu kami dapat.
Semua berubah drastis ketika saya memasuki jenjang perguruan tinggi.
Bikin tugas sampai pagi, jarang di rumah, uang berhaburan demi tugas yang selalu mendapat nilai kecil…
Gimana nggak khawatir ibu kami?
5 tahun kuliah, benar-benar membuat sosok saya banyak berubah — banyak belajar tepatnya.
Bagaimana melihat sahabat saya: Abe dan ibunya becanda dengan seolah tanpa sekat pelan-pelan mengubah pola pikir saya. 

Belum sampai di sana, 4 tahun pasca kuliah makin membuat mama selalu overthink akan langkah-langkah yang saya ambil.
Iya, saya banyak kesulitan di lapangan, kebanyakan kecewa — saya pun sampai bosan sendiri, sumpah.
Secara karakter, saya pun dibangun menjadi orang yang makin dingin.
Tidak punya waktu untuk orang-orang yang suka beropini hampa.
Gimana nggak jadi shock mamak saya?

Tenang, Mak. Banyak juga ilmu mematikan yang saya dapat.
Sampai akhirnya tahun ke-28 saya masih diberi kepercayaan untuk bernafas oleh-Nya…
Puji Tuhan.

Canggung kami mulai runtuh…
Banyak hal-hal baru yang kami pelajari tahun ini.
Yang terintim sekaligus yang paling sederhana: komunikasi.
Iya, awalnya tidak mudah. Watak saya keras, mama sampai takut berbicara dengan saya.
…sampai Desember ini tiba. Mama bertemu dengan hal yang ia mungkin takuti.
Yang sepele? Ketika mama melihat tato egois saya.
Saya masih ingat ketika kecil banyak larangan-larangan yang ia tanamkan ke saya.
Mungkin karena didikan kakek yang orang besar kepolisian.
Salah satunya? Tato.

"kamu tatoan?"
"Nggak"
"Itu apa?"
"temporary"
"apa itu temporary?"
"sementara"

Sementara tapi kok ndak ilang-ilang…

dan yang paling fresh?
Adik dilamar pasangannya yang ia kenal selama 6 tahun belakangan.
Putri satu-satunya, meninggalkan rumah.
Reaksinya?

Sebentar, mari lihat foto-foto jepretan saya.

The Wait


Mother


The Wait


Gentlemen


Selfie


Cousin


The Welcoming


Pekak


Teasing


The Preparations


Elders


Happiness


Family


The Pose


Home


Saya belum pernah melihat mama sebahagia ini.
Belum pernah melihat mama selepas ini, belum pernah melihat Bapak selembut ini.
Ketika mereka harus melepas sesuatu yang membuat mereka bahagia.

Iya, tidak terasa kalau akhirnya kami dewasa.
Setelah 28 tahun yang awkward ini…
senang bisa mengubah semua ini.
…dimulai dengan tantangan dari Ita: mengucapkan selamat kepada mama di hari ibu.
Lulus dengan respon yang manis sekaligus awkward.



Daughter

After these 28 years…
All you need to know is…
We love you, ma.

Salam,

Ésha Satrya

9 comments:

  1. saya diucapkan selamat natal oleh ibu saya, perlu waktu 4 jam untuk berpikir "bales apa ya?"

    in the end, balesnya "selamat natal,ma." via WA. Itu adalah sangat canggung.

    ReplyDelete
  2. Selamat menjadi dewasa Esha

    ReplyDelete
  3. I remember said "happy mothers day" to my mom last Wednesday for the first time in 35 years...its because Mrs Deden video in us in front of everybody:)

    ReplyDelete
  4. Tersentuh bgt bacanya, Sha. Sebagai Ibu aku jg jd belajar dr tulisanmu sbg seorang anak ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat, ibu Atik. Salah satu perempuan yang inspiratif dalam hidup saya.

      Delete