Saturday 30 October 2010

Eat, Pray, Love

Awalnya kami sudah menanti film ini.
Jadwal sempat diundur berkat informasi dari Balinale yang sangat tidak komunikatif.
Begitu pula beberapa review negatif dari orang orang tentang film ini hampir mengurungkan niat kami.

EPL


Hari ini, Bella berniat menonton film ini.
Yup, awalnya malas karena review-review tadi.
Dan akhirnya kami duduk manis di barisan depan, dan siap menonton.


Cerita berawal dari Elizabeth Gilberg, bertemu dengan Ketut Liyer di Ubud, yang meramalkan kehidupannya kedepan, 6 Bulan kemudian kehidupannya di New York mulai berantakan, iapun menggugat cerai sang suami yang 8 tahun menemaninya, hal ini mengakibatkan depresi tingkat tinggi.

Ia pun ditemani sahabatnya, dimana ia merencanakan suatu hal yang besar.
Menuju Itali untuk makanan, India untuk bertemu guru spiritual David dan diakhir tahun menghabiskan liburan di Bali untuk bertemu kembali dengan Mangku Liyer.
Dan dimulailah petualangan Liz

Chapter One: Eat/Italia


Diawal journey-nya, Liz datang untuk mencari Kopi Italia, disana ia bertemu Sofi.
Dimana dia mulai belajar kultur Itali lewat Sofi, Giovanni dan teman temannya.
Bahasa tubuh, arti persahabatan lewat Italy: Kota makanan dan sex, sekaligus dimana ia mulai membuka jiwa secara perlahan.

Chapter Two: Pray/India


Tibalah Liz di Calcutta, India untuk bertemu guru spiritual David.
Di awal ia masih terbawa tekanan. 
Namun disana ia belajar banyak dari sosok Richard & Tulsi.
Dimana ia mulai ke tahap selanjutnya, memaafkan.

Chapter Three: Love/Bali

Sesuai janjinya, Liz bertemu kembali dengan Mangku Liyer.
Sesuai janji, iapun mulai belajar penyeimbangan diri di Bali.
Kali ini ia bertemu Felipe, seorang eksportir yang mengalami nasib yang sama dengan Liz.
Inilah perjalanan Liz, dimana melalui membuka diri dan mulai memaafkan kini ia mempelajari tentang cinta.

Result:
Totally, enjoyable.
Dimana ada filosofi antara perjalanan Eat menuju Pray dan menemukan Love
Terlepas dari review review yang mengecap film ini sebagai film fantasi belaka.
LET YOURSELF GO!
Silahkan di tonton.

*walaupun banyak mulut mulut bangsat yang tidak bisa menjaga mulutnya sendiri di bioskop, kami tetap menikmati film ini.

1 comment:

  1. satu kesatuan cerita yg ga bisa dipisahkan.. yoyoy..
    "mengesankan"

    ReplyDelete