Monday 11 July 2016

Naik Kelas

Seperti biasa kegiatan bercengkrama di media sosial menjadi lebih canggung sekaligus istimewa dalam waktu yang bersamaan.
Sebentar, lanjut kerja dulu, ada deadline menanti.
Berbekal baju putih poloskado dari Ade saya memulai rutinitas biasa di hari Minggu yang ceria.
 
Berangkat menuju gym dan bertemu bli Kadek dan mbok Luh yang sudah 2 tahun tidak bertemu.

Lanjut menuju The Alleyway Café, Curative, dan Mangsi untuk bertegur sapa dengan teman-teman.
Dilanjutkan menuju Legian untuk bertemu geng gossip, dan ditutup dengan take vocal yang menyenangkan bersama tim Sanga dan …pulang untuk tidur.

Pesta dan surprisenya mana?

001


Perlu? Udah bosen. Maklum, udah tua.
Kata orang, umur itu tidak mencerminkan tingkat kedewasaan seseorang, tapi proses yang membuat orang menjadi dewasa. Dan pendapat tersebut saya nyatakan: valid.

"Lah? Valid? Kayak hidupmu susah aja, Sha.". Nah, kembali lagi ke proses. Semua ini berawal dari 3 tahun yang lalu. Keyword: t i g a  t a h u n — bukan drama semalam, monyet.
Banyak hal baru yang saya alami — sesuai apa yang saya request dalam do'a.

Hal yang bikin saya menangis, yang bikin saya menjadi bitter, pesimis, ambisius, dingin, dan berbahaya — karena pendirian diri saya yang waktu itu lemah.
Tidak masalah, kan by request, dan bukan untuk dipamerkan ke banyak orang.
…because no one cares. Hahaha!

Tiga tahun banyak sekali orang yang datang dan pergi yang pelan-pelan mengubah pola pikir saya. Waktu berjalan, teman-teman dekat mulai sibuk dengan waktu masing-masing, begitu juga dengan saya.
Sudah 10 tahun kami bersama, baru setahun kemarin saya berani blak-blakan bercerita tentang bendungan resah pikiran ke Abe dan Gung WS — bahkan sampai nada bergetar. Jadi, kalau kalian kiepo, mereka yang banyak tau tentang perubahan saya.

Lupakan siapa saja yang membuat saya sekelam ini. Toh, kalau dibahas ndak ngasilin duit.
Ada yang pergi, ada yang datang. Sampai detik ini, saya masih bersyukur banyak yang baik ke saya.

"Parasmu selaras dengan tingkahmu berlaku" — kata seseorang yang lama telah berpisah.
Atau suatu malam di Mangsi bersama Uti "you're such a lucky guy".
Belajar dari Efri untuk stay stong, and don't give a fuck.
Arya yang mandiri, temen-temen SWB yang membantu untuk berlaku dan berpikir positif, pujian dari Turah, ataupun keluarga Nosstress terkasih yang tidak pernah lupa dengan saya, atau temen-temen kampus yang selalu bisa bikin saya semangat melihat spirit mereka, dan banyak lagi anugerah yang saya terima dari teman-teman yang lain.
Aciya!

Sekarang, perlahan kehidupan gaya muda sudah kami tinggalkan — kan sudah waktunya.
Waktunya ketika harus berdiri tegak di samping jenazah kakek, mulai tegar ketika menggali kubur untuk Popo, dan mendapat perlajaran yang sangat berharga untuk tidak membenci orang secara tidak berlebih — diganti dengan mencoba berpikir dari cara sudut pandang orang lain.
Di balik semua itu, saya masih seperti yang dulu.
Yang moody, yang mengesalkan, yang tidak sabaran, yang romantis, dan yang setia — ini kata orang loh ya. 

Sebagai pemungkas, diri terhanyut mendengar "Indigo" milik Trevor Hall yang disukai Krisna.

"I've been up with grandma she told me about dreaming

Told me of that mystic water, told me of that tree
Don't you be afraid, my child, don't you be afraid of what they say

I've got to go back to those skies indigo

Back to holy country roads
Back to what my sweet heart knows
I've got to play like a child in her lap
No defending no attack
I know the spirits got my back"

Dan sebuah kutipan percakapan via WhatsApp dengan mama yang sukses membuat saya harus ke toilet Mangsi untuk bernafas. "Mama sayang kalian"



002
Foto oleh Arya Wira Santosa, dibidik dan direkam tanpa sengaja di Sanga Studio


Thank you for these amazing 28 years, everyone
Sebuah kisah klasik untuk masa depan.


best regards,
Ésha Satrya

2 comments:

  1. Happy belated birthday Esha.
    Wishing you stay strong and humble.
    You'll be loved.

    ReplyDelete
  2. HBD Tu Esha....sy suka sekali baca tulisannya Putu...sama kagumnya spt dulu lihat teman2 FSRD yang khas..

    ReplyDelete