Monday 6 August 2012

Líon

Tuhan memberikan kebahagiaan kepada umatnya melalui berbagai cara.
Salah satunya dengan mengirim bayi anjing golden retriever yang lusuh ke rumah kami.
Perkenalkan: Líon -- Líon bukan Lion.

Líon


Kedatangannya ke rumah ini tidak saya ketahui.
Begitu masuk ke ruang keluarga, mama sudah sibuk membersihkannya. Popo sudah terlihat cemburu dengan membuntuti Líon kemana-mana.
Ongé yang tetap tidak peduli. Tetap tertidur pulas di sudut rumah.
Dan hari-hari di rumah ini menjadi lebih ramai. Semua bangun pagi hanya untuk bercengkrama dengan penghuni baru kami.
Mengingat Líon yang lusuh dan tidak terawat, kami pun membawanya ke dokter.
Dimana semua petaka ini dimulai.

Líon tetap ceria dan lincah seperti biasa. Tetap menggoda si tua Ongé yang sama sekali tidak peduli.
Hingga keesokan harinya Líon berjalan tak karuan dan menggigil. "Itu hanya kedinginan" - ucap sang dokter dengan santai.
Hari semakin siang, maka Líon harus saya tinggal. Siangnya mama memberi kabar "Líon diopname". 
Hingga esoknya saya mendapati Líon terbaring dalam keadaan koma.

Marah, kesal, rasanya ingin meledak. Ingin rasanya menyalahkan semua.
Tanpa terkecuali Tuhan. "WOI!!! Kenapa??? Lagi??" Sembab mata ini dibuatnya.
Hingga pagi ini sebuah pesan singkat yang paling saya takutkan sampai.
Sedih, namun tidak sesedih kemarin. Setidaknya Líon sudah tidak tersiksa lagi.
Sekarang Líon sudah sehat.

Senja berganti malam. Seperti biasa, tugas kami tiba.
Saya mengambil cangkul yang mulai akrab untuk menggali kubur.
Adik sudah siap dengan bekal untuk Líon.
Sebelum menutupnya, tentu kami selalu mengucap salam perpisahan.
Seolah kami sudah terbiasa dengan perpisahan ini.

Terlalu singkat.

Dibawah pohon perindang itu.. kini terbaring Líon yang menemani Mocca, Jojo dan Epol.
Selamat jalan, Líon. Rest in peace.

:'D

1 comment:

  1. Belum sempat kenalan.........
    RIP yah.... :((

    ReplyDelete