Wednesday 7 September 2011

eshasw


8 September 2009, entah apa yang ada dipikiran saya untuk membuat akun yang baru saya dengar dan tidak saya mengerti. Semacam Facebook, itu yang ada dipikiran saya. Untuk apa? Biar eksis (What the fuck, dude). Dua tahun berkicau, hampir 40.000 paragraf terposting dan 80% hampir tidak berguna (memang itu konsep saya di Twitter). Officially addicted.

Hingga saat ini account ini menjadi guilty pleasure saya. Akun twitter seperti biasa selalu memfollow orang-orang yang dikenal dan meminta follbek kakaaaak. Bagus, Ditha, Atik, Martin, WS dan Eka adalah teman-teman awal saya di Twitter. Di awal tahun penggunaan account ini masih minim. Alasan? Ngomong sendiri, kalo update status nggak ada yang ngelikes. Krik.. Seiring waktu berjalan dan waktunya untuk mereview dan menyimpukan

Who?
Siapa yang saya follow? macam-macam. Diawal tahun saya dengan lancangnya memperlakukan twitter seperti facebook: memfollow orang-orang yang saya kenal. Kemudian, orang-orang yang memfollow saya dan kemudian ke tahap selanjutnya memfollow idola, next phase memfollow totally strangers dan memfollow mutual friend karena musibah. Then, what happened? Orang-orang tersebut mulai terseleksi alam atas kuasa tombol unfollow. Dan sekarang saya lebih bijak lagi memfollow orang dan OH! say 'hi' to my new friend: tombol BLOCK. 

What?
38.000-an tweet. Apa saja yang saya lakukan. Demi bumi dan langit semua itu didominasi twit #nowplaying berisikan lagu-lagu yang saya twit ulang terus menerus. Apa lagi? hmmm.. twit penuh kutukan akan band yang dahulu dihujat. You know lah.. itu saja? Tidak.. ada lagi: galau #TA. Hampir selama 6 bulan timeline dihiasi jeritan tengah malam akan tugas akhir studio saya dan.. tentunya twit-twit yang ga penting karena terinfluence musibah, pembenci abusers dan para pesohor dunia pertwiteran.


Then?
Dua tahun ini apa yang saya dapat? 
Rasa bersalah yang luar biasa karena Twitter membuat saya lepas kendali dan benar-benar jujur. Selain itu? menemukan wanita berparas ayu dengan kata-kata preman pasar, orang-orang hebat yang mendeklarasikan habis unfollow siapa saja, orang-orang galau yang merajai timeline, menemukan orang-orang gombal yang 11:12 dengan abusers, bla bla bla. Selain itu? Berpikir lebih bijak lagi tanpa kehilangan rasa sarkasme, menemukan hal-hal kecil yang saya gemari, menemukan hiburan dengan rangkaian kata-kata yang membuat saya tersenyum ataupun menemukan orang-orang cerdas dan yang paling penting: tetap bisa berkomunikasi dengan teman-teman PANSERD/TEMUYUK.
Well, thank you.


- note: dear Facebook friends, please DO NOT follow me. We're still friend on facebook -

5 comments:

  1. wkwkwkw..
    untungnya twitter ada pada masa skr,byangin pas jaman SMA..
    mungkin 38K itu bs di capai dlm 3bulan.. hahaha..

    ReplyDelete
  2. blogmu keren sekali, senpai!

    cara nulismu bagus, bikin orang tertarik baca.

    jadi iri, hehe.

    ReplyDelete
  3. i like your last word there:

    "dear Facebook friends, please DO NOT follow me. We're still friend on facebook"

    that's right. definitely.

    ReplyDelete