Matahari terbit tepat di tanggal 1 Januari lima tahun lalu, saya tersadar dan langsung menantang dunia.
Semesta maha mendengar, tantangan saya dijawab, now we’re fucked up.
How’s life? We are survived.
![]() |
31 Desember 2020, suatu pagi di rumah yang 8 tahun tidak saya jumpai. |
Amunisi di 2019 (untuk 2020 yang lebih baik) terpakai hingga akhir tahun dengan baik.
Di saat narasi cemas, takut, dan keterbatasan menyelimuti dunia secara bersamaan,
tanpa sadar diri untuk berkembang dengan baik dan teduh untuk sesama.
Jarak, batas dan kehilangan mengajak saya untuk bersandar sejenak untuk melepas beban dan kembali bernafas.
Kabar dari Sandra dari Iceland setelah batal bertemu di Bali,
dan hari-hari yang ceria bersama orang-orang asing di internet selama masa pandemi menjadi obat untuk tetap waras.
Kini, saya sudah berhenti mencari apa yang hilang,
dan lebih bersyukur dengan yang dimiliki sampai detik ini.
“You are blessed” kata mereka setelah sekian lama saya tidak mendengar pengingat bahwa saya tetap orang yang baik.
Yang kemudian saya tato di pergelangan tangan kanan saya.
![]() |
Pertama kalinya menyaksikan konser online dan setelah sekian lama tidak melihat Sandra. |
![]() |
Lóki (kiri) di Tabanan, dan Thør (kanan) di Denpasar bersama Ãppo |
Setahun pasca disebut sebagai parasit membuat saya tumbuh menjadi rindang untuk semua orang.
Untuk Gustra, Oka, Wirya, Ade, Dayu, Sandra, Kadek, Yussa, Syai, Wira, Debol, Yudhi, Zhafran, Dedut, Doni dan seluruh teman-teman yang mempercayai saya selama ini tanpa perlu pembuktian:
terima kasih.
Salam,
sedalam lautan, seluas angkasa
Ésha Satrya
Bravo bro , wellcome back , you are the survivar , believe your self oke!!
ReplyDelete