Tuesday 24 November 2020

Musim ke-32

Sebelas bulan telah lewat dan perasaan ini masih campur aduk. Nafas tertahan, mata terpejam, tenggelam dalam hening, kini umur bertambah beberapa waktu lalu. Mengurangi hal-hal yang tiada guna, mencoba menjadi lebih tenang lewat diskusi dengan diri sendiri.

How's life? Walau tidak ada motivasi untuk makan dan olahraga; never better.
Life's good and I am grateful.




Dari layar kaca, jadi rutin menyaksikan orang-orang yang pernah mengisi hidup yang kini sedang berkisah yang sama susahnya. Ada jarak, ada rindu, ada sesal yang kemudian bertanya pada diri sendiri apa esok akan berbuat lebih baik? 

Ulang tahun pertama di masa pandemi, adalah hal yang ternyata biasa saja.
Berharap diri menjadi lebih baik adalah do'a-do'a yang terulang dari tahun ke tahun.
Namanya do'a, pasti didengar. Melihat banyak kesedihan dan kehilangan membuat saya banyak bersyukur, berpikir pelan, bertindak cepat, dan bersama-sama.

"Hidupnya tidak pernah susah." — kata ibu di sebelah rumah ketika Dewade meminta membaca ramalan wajah saya.
Sudah berkali-kali saya dengar jawaban itu, bukan untuk bersenang hati tapi menjadi pengingat untuk tetap membumi walau terlalu sering naik darah.

"You're soft cookie, good looking and kind" — kata Debol.
Atau "wajahnya bikin orang senang" adalah hal terlega yang pernah saya dengar selama masa sulit ini.



Easy Quiet dari Sandra menemani saya menulis tulisan ini.
Tulisan ini ditulis sambil  untuk menjadi pengingat untuk tetap humble ke depannya.
Karena banyak yang sayang ke saya.

Oh iya, satu lagi. Hadiah terbaik di ulangtahun saya kali ini adalah:
Beserta banyak teman yang mendukung sepenuh hati.
(Walau saya sedang dalam masa sangat penat)
Our journey starts here.

No comments:

Post a Comment