Tuesday 24 December 2013

Jakarta Relationtrip III

Sebelum membaca post ini, pastikan anda sudah memutar musik dari Of Monsters and Men yang berjudul 'Lakehouse' yang diambil dari album My Head is an Animal (2012)

Jakarta, 30 November 2013.
Setelah berdiskusi panjang lebar (well, tepatnya nguping) pembicaraan M. Arief Budiman dan mas Handoko Hendroyono,
ditambah (lagi-lagi) kerandoman taxi untuk ke-sekian kalinya bersama kang Ayip.
Akhirnya, saya berpisah dengan rutinitas Bekasi — Epiwalk,
dan bertemu dengan finalis-finalis RBDI selain Lucky, Lukas, dan Chyntia di pusat Jakarta.



Saya dan kang Ayip datang agak telat. Setelah mendapatkan kamar, saya menemukan diri saya di sebuah resto hotel di antara orang-orang angker: M. Arief Budiman, kang Ayip, pak Irvan Noe'man, pak Handoko Hendroyono, dan pak Hagung Sihad. Hingga beberapa saat kemudian saya menemukan rombongan asing dengan beberapa orang yang sudah saya kenal.

Dan malam itu, saya bertemu dengan teman-teman RBDI
(+ kerandoman M. Arief Budiman dengan asistenya Rizal)

Ada mbak Ilhamia Nuantika, Jovita Adeline, dan Mansell Mulyadi.
Ketiganya baru saya temui di sini.

Mas Harry Mawardi, Esther Prawira, Edythia Nabella, Petrianika Rumeksa, dan Rizna Eka Nursanti.

Yang di sebelah kiri ada Vincent Heryanto, Lucky Ibrahim, dan mas Chairul Siregar.

Yang ini adalah pak Hagung Sihad, dan pak Imam Tobroni. Keduanya adalah akademisi DKV yang juga praktisi desain.

Yang ini mas Firza Utama, seorang arsitek. Paling tenang.

Yang ini mas Dika Nugraha.

Yang ini Lucky lagi. Oh iya, di foto paling atas adalah Vincent, Cynthia, Lucky, dan Lukas.

Mas Dika, dan mas Chairul di tengah coffee break. Saya pikir mereka saudara. Mirip. :'))

Yang ini pak Handoko Hendroyono, gardener branding Indonesia.

Dengan pertemuan yang bisa dibilang sangat singkat, saya senang bisa bertemu dengan mereka. Memberi inspirasi, dan tidak ragu untuk berbagi.
Di malam terakhir saya di Jakarta, kami berbincang untuk mencairkan suasana.


Paginya, teman-teman pada sibuk untuk persiapan menuju Hongkong.
Akhirnya tersisa saya pak Imam, pak Hagung, dan saya di resto itu.
Kami berbicara banyak; dari desain, bisnis, tanggung jawab, hingga léak Bali.
Sudah siang, teman-teman masih belum datang.

Waktunya pamit.
Setelah berpamitan dengan pak Imam, saya lanjut berpamitan dengan kang Ayip dan mbak Rany, dan teman-teman RBDI via pesan singkat.

Senang, dan bangga bisa bertemu mereka walau sebentar.
Dengan ini, Jakarta Relationtrip antara saya dan Jakarta memiliki perspektif yang berbeda.
Dimana saya berkenalan langsung dengan orang-orang yang bertempur di tengahnya.
Orang-orang yang bermain dengan serius.

Semoga suatu saat bisa bertemu lagi.
Kata pak Irvan Noe'man: connecting the dots.


Salam,

Ésha Satrya

No comments:

Post a Comment