Tuesday 26 March 2019

Askholes Designers

Akhir masa SMA saya habiskan waktu bersama Gung De dengan bertemu hantu satpam sekolah yang bunuh diri di hari itu.
Sungguh random sambil menunggu waktu pendaftaran kuliah.
Adalah 2 jurusan di fakultas ekonomi, entah 1 jurusan apa lagi yang saya ikuti dan saya buang.
Atas rekomendasi mamak saya memilih kuliah Desain Grafis.
Entah jurusan apa itu, sepertinya berhubungan dengan seni layar (LCD).






Waktu SMA saya sempat yakin kalau saya akan jadi orang gagal karena doktrin dari Guru Matematika saya — sebut saja Pak Birawan.
Tapi saya yakin akan menjadi orang sukses karena dorongan semangat Ibu Alit, Guru Fisika saya.
Sungguh senang di bangku kuliah saya tidak perlu menghadapi mata kuliah Matematika, hanya saja saya perlu menghadapi beberapa mata kuliah yang menantang kesabaran saya. Setelah 5 tahun, saya sukses menerima gelar sarjana.
Hingga dunia kerja menyapa. Kayak anak ayam dilepas ke jalan raya.
Beruntung, saya (selalu) selamat dan selalu belajar. Saya tetap berbagi pada orang-orang baru karena bertujuan membangun koneksi bisnis bersama.


Sampai suatu titik saya muak berbagi dengan banyak orang.
Ilmu saya mahal, tidak semua pantas saya bagi. Sampai akhirnya saya berjanji menulis tulisan ini untuk terakhir kalinya saya berbagi. So, here we go.




1. know your skill(s), know your market and then connect.
Pahami apa yang anda bisa, dan salurkan dengan tepat.
Jangan uji nyali, jangan maruk.

2. knowledge is very fuckin important
because good looking is not enough if you’re plain.
Ini berlaku pada diri anda, maupun karya yang anda buat.

3. build a team
because in a business context you’re not strong enough to face everything at the same time.
Hire a marketing, hire a manager, hire junior designers, hire a driver, hire a social media manager, it will paid offs. Saya belajar dari kesalahan saya yang membuat beberapa projek kandas.
nb: konteks ini berlaku jika anda benar-benar ingin memiliki usaha (besar) sendiri.
Dan obrolan ini saya ambil dari intisari meeting projek ke depan saya bersama Pretty Turang.

4. taste is everything
travel more, see more, feel more, know more, gaulin iban ci.
anda akan paham kenapa 'Fresh Coconut' lebih mahal dari 'Es Kelapa Muda'.
Kenapa pakaian di butik lebih mahal dari pakaian di pasar malam.
Jangan ketawa, anda harus paham konteks di atas.

5. be professional
time and promises are everything in this context, be aware.
jangan pernah telat meeting, balas email, atau kumpul deadline.
Jujur, saya masih kelabakan di bagian ini.

6. manage yourself
keep in shape: go to the gym, fashion is important, learn foreign languages, mannerism
is everything.
Jika anda benar-benar ingin berbisnis sebagai desainer, percayalah semua yang saya tulis di atas adalah benar.
Ingat juga, kita hidup di Asia: penampilan adalah segalanya, penampilan adalah investasi.
Jangan lupa balik ke point nomor 2. Ganteng doang ya ga guna.
Satu lagi: belajar hal yang benar

7. laugh at yourself
please take criticism kindly and seriously.
mungkin ini point terakhir.
Tertawai diri sendiri bukan berarti anda menjadi bahan bully seperti di televisi Indon.
Tertawai diri sendiri, kesalahan anda, kekurangan anda, kelebihan anda sehingga anda lebih peka dalam bekerja.
Jangan tersinggung jika anda dikritik, artinya anda memang kurang.
Tidak semua orang sayang dengan anda seperti orang tua dan dosen anda di kampus.
Hehehe. Ehe.
Artinya orang kayak saya ndak cuma satu, ada yang lebih keras.



Bertemu dengan banyak orang membuat saya lebih peka terhadap kadar seseorang dalam berusaha.
Terima kasih, karena telah membuka mata saya bahwa saya adalah orang yang siap tergantikan.
Dan terima kasih, untuk mereka yang sekadar hidup dan membuat saya menjadi lebih semangat untuk tidak menjadi seperti anda, dan makin maju ke depan.
Dan terima kasih untuk mereka yang mengajarkan saya untuk mengurangi arogansi saya.


anyway, here's a plot twist: I did not write everything. Demikian dan sampai jumpa di atas.

kind regards,
Ésha Satrya.

No comments:

Post a Comment