Tuesday 3 January 2017

16/17

31 Desember 2016
Mood: John Mayer — Love on the Weekend

Akhir tahun ini lumayan dibuat sibuk, otomatis jadi makin banyak pikiran.
Catat: banyak pikiran, sesuatu yang tidak ada.
Setelah sebulan persiapan pernikahan adik, waktunya sampai di puncak acara.
Begitu juga setelah sebulan — Denpasar High School Project tahun kedua telah berakhir malam itu.

Bersama Dektri, Hendika, Kamilo, dan Luthfi kami bersiap untuk menutup tahun ini.
Tidak lupa bertemu dengan teman-teman Gus Indra, Yudha, dan Ayu Diah Cempaka.
Cukup lama tidak bertegur sapa dengan Yudha dan DC, yang pada akhirnya kami berdiskusi tentang ilmu beladiri — sambil melakukan proses penjurian di Mangsi.
…dilanjutkan dengan mengkonsumsi masakan India bersama Yusak, Dito, Yusa, Omang, dan Kecek.
Jarak tempuh: Renon — Seminyak (yang macet).

A total random day.


31 Desember 2016, 19.00
Mood: Geowulf — Saltwater
Hari makin larut, excitement akan pergantian baru mulai terasa.
Rasanya ingin tidur sedari kemarin, tenaga habis entah karena apa.
Para pemenang Denpasar High School Project telah diumumkan oleh Baskara yang kata-katanya lumayan bikin stress.
Dan dengan itu, tahun kedua DHP 2 resmi ditutup.

Sayang rasanya jika saya kembali ke rumah.
Akhirnya diri memutuskan untuk melanjutkan catatan akhir tahun di festival yang penuh dengan lautan manusia tersebut.
Waktunya bekumpul dengan teman-teman.
Setelah makan di stand milik Agus dan Asri, kini malam mulai meliar.
Bersama Yusa, Agung Dewi, Dito, Upa, Dewa, Wira, Agus, dan Omang kami merajai sebuah hall antik seperti balé banjar.
Pelan-pelan berbagi keluh yang telah dilewati setahun ini.
Tidak banyak menolong tapi setidaknya membuat lega perasaan.
Thanks to minuman malam itu.

Hujan turun, waktu menunjukkan hampir jam 12 malam.

Langit Denpasar dipenuhi letupan bunga cahaya.
Begitu juga dengan keceriaan seluruh warga.
(Mungkin) berharap tahun-tahun berikutnya akan lebih baik.
Waktu di smartphone masing-masing menunjukkan pukul 12 malam.
Notifikasi grup mulai ramai. Iya, tahun berganti.
Yes, kita semua lulus dengan babak belur.
Malam itu kami tutup dengan saling memberi ucapan dan berpelukan.
…dan melakukan sebuah video call ke teman kami yang kini menjadi teroris di Sulawesi: Agung Krisna.
Selamat tahun baru, saudara!

Subuh, tiba di rumah dalam keadaan setengah sadar.
DM dari Yusa pun saya terima "Woy! Sudah berapa kali ngucapin tahun baru!?"
Saya baru sadar… saya sudah posting 8 video ucapan tahun baru di media sosial.
Okay, no more alcohols.


A Selfportrait

1 Januari 2017
Mood: FLOAT — Pulang


Waktu menunjukkan pukul 10 pagi.
Kepala masih berat sisa keriuhan semalam.
Dan menyesal melihat postingan-postingan diri dan teman-teman tentang saya semalam.
Kesampingkan dulu rasa sesal semalam, waktunya persiapan hari besar besok.
Saya, bapak, mamak, Pak De, Gek Ade, Wak Ramlie, dan saudara lainnya bersiap untuk menghias rumah.
Besok adalah hari bersejarah bagi keluarga kecil kami.
Setelah saya selesai membongkar dan pasang kayu, dan yang perempuan selesai melipat kotak…
Kini waktunya kembali tidur…

1 Januari 2017, 18.00
Mood: DJ Snake & Bipolar Sunshine — Middle

…sore diri terbangun. Group chat mulai gaduh.
Ajakan Omang untuk workout kami sanggupi.
Sore itu di rumah kedua kami, bersama Yusa dan Omang, kami disambut langit senja yang 3 hari belakangan memang sangat lembut dan ramah.
Ah, tahun ini akan sangat menantang dan menyenangkan.
Workout kami bubarkan untuk mencari buah di Pasar Pemedilan.
Karena tutup, akhirnya kami bubar jalan sebelum melanjutkan pesta extended di Omang.

9.30 PM, saya baru bangun dari (ke)tidur(an). Seluruh isi rumah sudah tertidur.
Ditemani hujan saya bersiap menuju rumah Omang.
Yusa, Yusak, Divta, Agung, Omang, Danny dan Agus sudah menunggu sedari senja.
Tampak Agung fokus mematangkan tusukan daging.
 Sambil melatih biceps, saya pun bergabung mengipas sate.
Entah kehadiran saya cukup membantu atau menyusahkan Agung saya juga tidak tau.

1 Januari 2017, 23.20
Mood: Banda Neira — Pangeran Kecil

Wira, Dismas, Oka, dan Dito menyusul keriuhan.
Dan lagi-lagi… alkohol menyusul. Baru beberapa teguk kepala sudah sangat berat.
Apa boleh buat, demi tidak ditendang dari group chat sayapun berhasil menghabiskan jatah saya.
Makin larut, makanan sudah habis, hujan juga baru berhenti.
Waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing.
Dalam keadaan mabuk tentunya.

Sampai di rumah, saya masih terjaga walau kepala berat.
Ditemani Ãppo, Lóki, dan Thør, malam itu saya mencoba menulis post ini.
Apa daya, saya mabuk. Kata-kata yang tertulis menjadi kacau dan hampa tanpa rasa.

Malam itu saya mencoba menulis… kalau malam itu…
Malam terakhir adik di rumah sebelum resmi menikah.

2 hari mabuk, dan disambut hari besar di awal tahun.
Tentunya, tahun ini akan menjadi tahun yang menantang — in a good way.
Plus, we're already fucked up di 2016 — toh, belum babak belur.
Yang ada makin darker. :))


16171

Selamat tahun baru, semua!

Salam,

Ésha Satrya

2 comments:

  1. this is good as always.

    Sementara tulisan dibawah alkohol saya malah ngamuk-ngamuk.

    ReplyDelete