Tuesday 16 August 2011

66/17/08/2011

Mata ini dihajar dengan pemandangan pagi ini: sebuah baliho yang tidak mementingkan unsur estetika. Sebuah baliho yang menjunjung tinggi nama pahlawan. Yah, sebuah pencitraan yang akut palsunya. *I know...I know... Kakek saya seorang veteran perang.

Merdeka itu apa sih?
Seumur-umur saya mengikuti ratusan atau lebih upacara bendera. Itu fungsinya untuk apa ya?
Mengheningkan cipta?
Semua terasa hampa. Belum ada yang bisa saya banggakan dari negeri ini.
Secara tidak langsung semua di didik untuk bersikap selfish. Terima kasih untuk semua politikus bangsa(t). Yah.. Indonesia, 66 tahun lalu sudah merdeka.
Kali ini dijajah saudaranya sendiri.

Tunggu, di 17 Agustus ini saya tidak hanya menyimpan sikap skeptis yang ditimbulkan oleh pemerintah.
Saya juga memiliki rasa bangga terhadap negeri ini. Negeri yang memiliki penduduk multi-etnis. Masih percaya akan kesatuan, memajukan bangsa dengan karya dan spirit yang (masih menuju) luar biasa. Yah, (as always) mereka teman-teman saya.

Yah. semoga kami bisa mulai mengharumkan nama bangsa dan berhenti berpikir skeptis.



Just a thought: Keberanian yang membara tidak akan bisa disebut berani jika minus pemikiran luhur dan suci. Sama seperti filosofi bendera kita. Merdeka!

1 comment:

  1. kita masih "dipimpin",atau lebih tepatnya "dijajah" oleh segelintir orang-orang rakus dan miskin hati. tetap optimis bangsa kita bisa manjadi bangsa yang lebih baik,bung Esha.MERDEKA!

    ReplyDelete