Tuesday 31 December 2019

Meng-aamiini Isyan

"Lo ngilang ke mana sih, Sha?" — tanya Bang Akis yang mewakili pertanyaan banyak orang lainnya.
Mungkin pergi bertualang untuk lebih mengenal diri.
 Jadi gimana? Sudah kenal diri sendiri? Hampir.





I've survived from a very fuckin bad relationship, now I'm done with the self-blaming.
Ratusan pendengar telah menjadi bahan pembelaan diri yang egois.
Terima kasih, karena saya jadi ingat kalau saya lebih berharga.
Lupa kalau saya masih punya ribuan orang yang menyayangi saya.
Di sisi lain, harus sadar diri "buka lah matamu" kata Isyan.
Ada yang ditinggal orang terkasih untuk selamanya, derita saya tidak ada apanya.
Sungguh tiada apanya.


Keluarga, teman-teman, karir, dan kasih sayang yang mengembalikan saya ke jalan yang waras.
Sudah tidak ada lagi pesan "fuck you" dari orang yang saya sayang ketika harus meeting sampai malam dengan Nicole.
Kini kata "semangat!", "I'm proud of you!", dan "sukses terus!" meng-aamiini saya untuk berjalan lebih jauh dari orang-orang yang masih sayang ke saya.

Saya berjalan mengikuti ritme semesta membawa saya melangkah.
Pelan-pelan saya kembali lagi menemui banyak hal dan sosok yang lama saya tinggalkan.
Bertanya kabar dan melihat seberapa jauh kami berkembang sungguh mengembalikan senyum di wajah kami kembali.

Sudah lama sekali tidak hadir di acara sharing kreatif yang mempertemukan saya dengan Abenk Alter dan Amalia Wirjono. Kami berbicara ide, bukan keburukan manusia.
Kembali berbagi ilmu bersama SHL Asia, Balé Bengong, dan HIPMI Denpasar, kembali lagi merasakan kerja rodi bersama tim Yoka Sara setelah 2015 untuk merancang Indonesia baru, menuju pasar yang lebih besar bersama Nicole, dan Josh, menyemangati Wira dalam mengejar karirnya dalam dunia fashion dan curhat keluarga di suatu malam di BC. Kemudian ditutup di akhir bersama Mandapa Resort yang memilih saya dari sekian banyak Desainer lainnya.
Tidak ada alasan lain untuk merasa diri tidak berguna. Tidak ada.

Keluarga menjadi prioritas utama, setelah bapak kehilangan ginjalnya. Di rumah yang 31 tahun saya tinggali ini kini menjadi lebih berarti. Selama 5 bulan harus tidur di gudang bersama Thør dan Guãppo — Lóki harus diungsikan di Tabanan, ternyata pressure tidak semudah bermain The Sims.
Dalam satu minggu, bisnis GANGS® bersama Gustra dan Oka akan berjalan.
Dalam bulan ini bisnis misi® bersama Pretty pun akan disegerakan.
Degdegan. Kata Chung kalau tidak anxious artinya tidak perlu diperjuangkan.


Sudah jelas, alasan untuk fokus ke depan: karir.
misi®, GANGS®, Masbrooo, Karta, Oré, Tutu, ÉD's Talk dan Heim sudah jadi fokus utama selain membesarkan badan.
Tidak mencari relationship.



Dari kekacauan diri tersebut, saya sembuh perlahan dengan sendirinya. "buka lah matamu, indahnya langit biru, yang lalu biar berlalu. renungkan lah, mengapa kamu begitu membenci. jangan rusak mimpi-mimpimu karena sikap duniawimu"
— bisik Isyan di "Sikap Duniawi" yang dulu menyelamatkan hidup saya lewat "Keep Being You". Aamiin untuk itu.

Mengutip kata Kak Raphael: forget the mistake, remember the lesson.




Selamat tahun baru, semua.

foto oleh Ucok untuk initial launching Yoka Sara 30.

3 comments: