Saya benci berlari.
Membayangkannya saja saya sudah lelah. Maklum, saya tidak pandai dalam mengatur nafas.
Belakangan trend lari di Denpasar mulai mewabah.
Termasuk ke komunitas yang saya mulai ikuti 2 tahun yang lalu.
"C'mon lah, bli. It won't hurt you!" — kata Arik membujuk untuk ikut lari.
Cara pandang saya berubah pada suatu subuh di tahun ke-5 Bali Marathon.
Dan di sini semua dimulai…
![]() |
Forki (paling kanan) menjadi pacer untuk lari dengan rute 21K. Foto oleh Pelari Galau. |