2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013.
Stasiun Tugu, Pasar Kembang, Malioboro, Mangkuyudan (yang ditempuh dengan berjalan kaki dari Stasiun Tugu!), dan Pathok.
Lima tahun telah berlalu dari trip kami di Jogjakarta (yang kurang dari) 24 jam.
Stasiun Tugu, Pasar Kembang, Malioboro, Mangkuyudan (yang ditempuh dengan berjalan kaki dari Stasiun Tugu!), dan Pathok.
Lima tahun telah berlalu dari trip kami di Jogjakarta (yang kurang dari) 24 jam.
April 2013, saya berkesempatan mengunjungi Jogja untuk kedua kalinya, very excited.
Bersama Nosstress, Candra, Marko, dan Komang kami munuju Jogjakarta untuk memenuhi undangan Mimit dari Earth Hour Jogjakarta.
Bersama Nosstress, Candra, Marko, dan Komang kami munuju Jogjakarta untuk memenuhi undangan Mimit dari Earth Hour Jogjakarta.
Hari pertama kami disambut hangat oleh Mimit, dan L.O. dari panitia Earth Hour.
Setelah beristirahat, kami siap menuju Pantai Baru di Selatan Jogja. Sebuah pantai yang sangat mempesona dengan banyak kincir angin sebagai energi baru untuk warga sekitar. Ditutup dengan Sate Klatak yang absurd, dan dihibur oleh Jogja Hiphop Foundation + Shaggydog!
Hari kedua waktunya untuk berkeliling Malioboro untuk membeli buah tangan.
Bagi saya kini waktunya mengenang rekam jejak 5 tahun lalu, tidak banyak berubah; Hotel Trim, Circle K, McD, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeberg, Malioboro, hanya satu saja yang hilang: resto mahal itu sudah disita pemerintah dan kini menjadi bangunan kosong yang dijaga polisi.
Oh, ya… kini Malioboro makin padat dan… sedikit kusam.
Bagi saya kini waktunya mengenang rekam jejak 5 tahun lalu, tidak banyak berubah; Hotel Trim, Circle K, McD, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeberg, Malioboro, hanya satu saja yang hilang: resto mahal itu sudah disita pemerintah dan kini menjadi bangunan kosong yang dijaga polisi.
Oh, ya… kini Malioboro makin padat dan… sedikit kusam.
Malamnya kami melanjutkan perjalanan kami menuju venue untuk acara Earth Hour…
dan di sini kami merekam video musik ‘Hiruk Pikuk Denpasar’, dilanjutkan dengan membully Cok, hingga akhirnya badan mendadak panas.
Iya, Jogja, trip, dokumentasi, demam, mendadak.
dan di sini kami merekam video musik ‘Hiruk Pikuk Denpasar’, dilanjutkan dengan membully Cok, hingga akhirnya badan mendadak panas.
Iya, Jogja, trip, dokumentasi, demam, mendadak.
Not cool.
Hari ketiga, di mana menjadi hari yang cukup terdengar menggelikan untuk diceritakan.
Bagaimana tidak?
Seorang Marko, Cok, Candra, Kupit, Angga, dan Komang begitu sangat memperhatikan kondisi saya waktu itu.
Hingga pagi itu trip saya diawali dengan mencari Unit Gawat Darurat dahulu ditemani Marko, dan Komang.
Angga, Kupit, dan Candra menuju Solo untuk mencari gitar, dan Cok menjadi penjaga markas.
Seorang Marko, Cok, Candra, Kupit, Angga, dan Komang begitu sangat memperhatikan kondisi saya waktu itu.
Hingga pagi itu trip saya diawali dengan mencari Unit Gawat Darurat dahulu ditemani Marko, dan Komang.
Angga, Kupit, dan Candra menuju Solo untuk mencari gitar, dan Cok menjadi penjaga markas.
Alhasil, panas badan pun turun. Hingga ketika siang itu saya meminum air mineral yang dingin.
Dan bodohlah panas badan naik kembali. Istirahat saya optimalkan karena saya masih ada hutang oleh-oleh untuk pura dan teman-teman.
Alhasil, dengan keadaan setengah melayang saya bersiap menuju Tirtodipuran dengan berbekal sebuah taksi dan instruksi dari mbok Riri dan Yuni.
Dan bodohlah panas badan naik kembali. Istirahat saya optimalkan karena saya masih ada hutang oleh-oleh untuk pura dan teman-teman.
Alhasil, dengan keadaan setengah melayang saya bersiap menuju Tirtodipuran dengan berbekal sebuah taksi dan instruksi dari mbok Riri dan Yuni.
Dan… Tirtodipuran yang saya cari adalah tidak lain gang yang membuat kami berjalan kaki berkilo-kilo meter: Mangkuyudan.
Misi terselesaikan, sekarang boleh sakit lagi.
Sampai jumpa, Jogja.
Matur suwun.
Sampai jumpa, Jogja.
Matur suwun.
No comments:
Post a Comment