Saturday 18 February 2012

Metals!



Sebuah twit yang langsung membuat saya tidak berpikir panjang: saya, harus, disana, no one can stop me. Dan seperti dua tahun sebelumnya. Tibalah saya bersama Nina, diantara gedung-gedung tinggi dan barisan militan Feist yang sudah menunggu sejak tahun 2004. No DSLRs allowed, pocket camera? checked. Let's do this!

Feist



Tibalah kami di tengah Fairgrounds sebuah artspace ditengah Kuningan. Penonton sudah mulai mencari spot terbaik demi menyaksikan Leslie dari dekat. Beruntung kami mendapat spot yang lumayan nyaman. Setelah menunggu hampir selama 90 menit, konserpun dimulai dengan munculnya seseorang yang tidak akan pernah saya duga: Erlend Øye dari Kings of Convenience! Orang yang mengundang Feist ke Jakarta dan menjadi special guest star. Erlend membawakan satu lagu baru, dua lagu cover, Cayman Island dan lagu tradisional Norwegia -- dengan sangat apik.

30 menit berlalu, ketabahan penonton diuji dengan menunggu dan tertipu beberapa kali akan kehadiran kru Feist yang bolak-balik panggung. Dan tibalah waktunya, tujuh orang dari kegelapan muncul. Salah satunya berteriak "Hello Jakarta, we're finally here!" yang disambut applause dan histerisnya penonton. Welcome to Indonesia, Feist! Tanpa basa-basi Feist beserta bandnya plus The Mountain Man mengakhiri penantian panjang kami dengan membawakan Undiscovered First dengan performa sempurna yang telah menghipnotis kami


Dilanjutkan dengan track A Commotion. Sebuah permainan harmoni yang luar biasa. Dimana The Mountain Man berhasil mencuri perhatian kami dengan permainan harmoni akapela mereka yang meniru suara instrumen musik pada track ini. "Terima kasih!" teriaknya dan melanjutkannya dengan track "How Come You Never Go There".

Sebelum melanjutkan ke track Graveyard, penonton mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya dan dibalas dengan greeting "Oh, thank you! I'm just going to let my birthday last a whole week, why not?". Komposisi musik yang asing dengan komposisi berbeda dimulai. The Mountain Man sudah meliuk-liuk sangat ekspresif dan membuat kami menebak 'track apa ini?' Siapa sangka track ini adalah Mushaboom (album Let It Die, 2004) versi Metals yang gelap namun tetap memukau!

Track dilanjutkan dengan The Circle Married The Line yang membuat kami penonton Indonesia mendapat predikat "Penonton paling keren se-Asia Tenggara". Kemudian dilanjutkan dengan track yang membuat Nina kegirangan "So Sorry" yang membawa kami ke permainan empat nada harmoni. Cool! Kemudian dilanjutkan dengan Anti-Pioneer, versi punk dari My Moon My Man  dan I Feel It All yang membuat seluruh Fairgrounds berguncang dalam artian sebenarnya.

Sebelum The Bad in Each Other dimulai, kami semua menyanyikan Happy Birthday dan Selamat Ulang Tahun untuk Feist dan sound engineernya. Track dilanjutkan dengan Honey-Honey dan sebuah vocal performance dari The Mountain Men yang lagi-lagi mencuri perhatian kami. Comfort Me, Caught a Long Wind dan Get It Wrong, Get it Right menjadi track 'terakhir' mereka. Tentu saja membuat seluruh Fairgrounds berteriak "We want more™!". Tanpa basa-basi Sealion dibawakan secara apik sebagai ganjaran kami. Awesome!

Tak disangka-sangka Let It Die dibawakan oleh Feist. Sebuah track 'asing' dari tahun 2004 yang membuat penonton ikut bernyanyi dan beromantis ria dengan pasangan masing-masing. "I can't believe I'm in Indonesia and you're singing along!" reaksi Leslie terharu karena tidak menyangka penonton Indonesia adalah salah satu basis terbesar militan garis keras Feist se-asia. Dan kemudian seluruh band lanjut meninggalkan panggung (lagi). Tak lama kemudian Feist kembali. Kali ini dengan Erlend - minus Eirik - dan membawakan lagu yang jarang mereka bawakan: The Build-Up


Intuition dibawakan dengan manis sebagai lagu penutup.
Dan siapa sangka When I Was a Young Girl menjadi bonus istimewa untuk kami.

Dua jam kami terbius dengan performa Feist yang epic. Dan ucapan "Terimakasih" dan "Saya Cinta Kamu" tiada henti terucap dari bibir Feist.
Siapa sangka diri ini menjadi bagian dari konser-konser art Feist yang melegenda? 
Sebuah konser rock yang indah penuh dengan ambient. Nyaris tanpa cacat.
Kekurangan? Feist tidak membawakan One Evening dan 1234.
Sampai jumpa lagi, Feist!

3 comments:

  1. aaaaaak..kok kayakne penuh dengan kejutan. Pasti merinding disko dah ne nonton livenya :3
    keren sekali... :O
    itu kok ada Kings of Convenience juga? alamaaak bonus bonus bonus semua pake bonus O_O #envy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Plus Charlie Spearin dari Broken Social Scene, Doi.
      Kejutan yang maksimal banget.

      Delete
    2. O_O
      ga sia-sia dah kamu jalan kaki di ibu kota shaaaa...
      mangstap! O_O
      ceritamu komplit sekomplit komplitnya,
      semoga kalo datang lagi (ke bali) aku bisa nonton, hihi apalin lagunya dulu neeeh :)

      Delete